Kehebatan Jerman Pada Piala Dunia 2014 di Brazil

Piala Dunia 2014

Tidak ada yang dapat mengatakan Jerman tidak layak memenangkan Piala Dunia 2014: mereka masih tak terkalahkan diseluruh pertandingan, menghancurkan tuan rumah, dan lantas menyingkirkan pesaing besar lainnya dari sepak bola Amerika Selatan, Argentina, dalam pertandingan final berantakan yang melewatkan banyak peluang. Berimbas pada tidak terwujudnya tendangan penalti. Tim terbaik menang dalam turnamen terbaik di mana tidak terdapat sesuatu hal yang luar biasa.

Jangan lupakan play-off lokasi ketiga yang paling penting. Sementara Louis van Gaal bersikukuh bahwa itu ialah pertandingan “tidak berarti” yang seharusnya tidak dimainkan, melulu sedikit riset yang bakal memberi tahu Louis yang malang bahwa orang Turki yang gembira (pada tahun 2002) dan orang Kroasia yang bangga (pada tahun 1998) mempunyai pandangan yang paling berbeda. Karena sebenarnya, menjangkau tempat ketiga di dunia bukanlah prestasi yang berarti, bahkan untuk para pecundang Belanda yang congkak ini. Dan kita akan menginginkan bahwa Brasil tidak punya apa-apa untuk dibanggakan, lagipula dengan reputasi sepakbola internasionalnya yang tiba-tiba hancur berkeping-keping. Dengan hasil baru-baru ini, kalah 3-0 dari Belanda bukan berarti usaha keras dari tuan rumah melihat persiapan yang telah dilakukan.

Jadi, siapa pemenang dan pecundang lainnya di putaran final Piala Dunia 2014? (Kita mayoritas dapat meninggalkan Inggris di sini, kegagalan abadi: tidak ada perubahan di sana). Orang-orang Spanyol dan Italia secara mengejutkan paling menderita dan gugur lebih duahulu dan merasa malu. Apakah mereka benar-benar berpartisipasi? Dan saya kira anda semua ialah pecundang, pada akhirnya, sebab Brasil yang tampil buruk dan banyak kekurangan, namun ada hal yang baik yakni mengenai penyelenggaraanya. Terbukti dari penyelenggaraannya bahwa brasil adalah memang pusat atau kiblat sepakbola untuk negara-negara di dunia.

Gotze di Piala Dunia 2014

Kekalahan ini semakin berdampak dan membuat kekuatan sepak bola utama Amerika Selatan semakin merosot dan kehilangan kebanggaannya, suatu proses yang ditentukan oleh teknik pelatihan tangan magis dan system yang mendukung membuat bakat-bakat mudah bertumbuh dan berkembang. Bintang muda remaja Brasil sekarang banyak diminati oleh klub elit Eropa. Permainan dunia tampak dan terasa semakin homogen, dan sebagai hasilnya tidak jarang kali membosankan. Brasil berjuang bermain laksana yang mereka bayangkan seharusnya dilaksanakan oleh orang Amerika Selatan, tetapi kebalikannya tampak laksana orang-orang yang pura-pura kosong saat mereka ditumbuk oleh Jerman.

Nasib Tim Kalah di Ajang Piala Dunia

Yang kalah di Piala Dunia lainnya ialah kita, semua penggemar “biasa”. Di rumah, kami sudah bertahan sekitar berminggu-minggu celoteh cendekiawan dan gambar stadion TV dari gaun mewah massal, ombak Meksiko di mana-mana, wanita-wanita muda yang diatur dengan estetis yang diatur rapi dan bergigi, dan anak-anak yang terawat, tidak jarang menangis, anak-anak. Penggemar Belgia Axelle Despiegelaere bahkan sempat mendapatkan kegiatan kampanye L’Oreal sesudah fotonya di Brasil menjadi viral. Bagi Sebagian, masa-masa ini dilalui dengan begitu tidak sedikit air-miles guna menutupi, menyaksikan diri berkedip pada layar stadion ajaib tampaknya menyembuhkan seluruh penyakit sepak bola.

Tidak gentar dengan kontradiksi ini, akhir pekan ini puluhan ribu penduduk Argentina mendaki, tanpa tiket, ke Rio guna final hari Minggu. Mereka melulu ingin mencium udara semua pahlawan nasional mereka dan muncul di Brasil guna berjaga-jaga sekiranya yang terbaik terjadi – gelar juara dunia dimenangkan di tanah musuh yang dipermalukan. Air mata mereka mempunyai nilai bahkan andai mereka dikunci di luar oleh legiun yang tidak terikat, korporat dan turis olahraga global Maracana yang tidak diragukan lagi merasakan tontonan hari Minggu ketika dibuka. Puji di mana pujian jatuh tempo: sejumlah gantungan ini bahkan sukses kembali ke lokasi duduknya tepat masa-masa untuk mengawali babak kedua.

Tapi tidak seluruh begitu suram. Di lokasi lain, ada firasat selamat datang dari kehidupan sepak bola baru dalam sejumlah minggu terakhir: pemenang Piala Dunia 2014 lainnya. Orang-orang Meksiko, Kolombia dan bahkan Australia senang; orang-orang Ghana dan Aljazair menakuti kehidupan orang-orang Jerman yang kesudahannya menang; dan bahkan orang-orang Yunani yang hancur terkejut. Dan bagaimana dengan sisi AS yang gagah itu, menunjukkan tidak sedikit semangat dan ember keterampilan.

Faktanya, Amerika Serikat barangkali menjadi pemenang utama tahun 2014. Permainan AS yang berkembang barangkali masih dibutuhkan untuk mengamankan FIFA dari momok Qatar 2022-nya. The Yanks sebagai tuan lokasi tinggal dan penantang sepak bola dunia yang potensial dalam masa-masa delapan tahun? Apa, dengan seluruh sponsor yang bersedia, pasar baru dan duit TV? Kamu beranggapan seperti itu? Ingat, kita (hampir) mendengarnya di sini dulu.